Para Pejuang
Ramai, berlarian, dorong-mendorong, saling menolong dan toleransi.
Rutinitas yang gue jalanin sekarang adalah melihat ribuan manusia berkumpul disatu tempat untuk menuju tujuannya masing-masing. Entah untuk bekerja, mencari ilmu, atau sekadar mencari hiburan. Ya, maksud gue adalah stasiun.
Dari smk gue selalu naik angkutan umum. Tapi angkutan umum yang gue gunakan sekarang jenisnya berbeda dari angkutan umum pas gue smk. Ya, gue pas smk naik angkot dari rumah ke sekolah. Sekarang gue naik kereta dari rumah ke kampus. Jarak tempuh 20km yang mengharuskan gue berdesak-desakan setiap pagi, kadang juga malam.
Gue salut sama pemerintah dan masyarakat Indonesia mengenai commuter line. Pemerintah menyediakan fasilitas yang nyaman untuk warganya, dikereta ada ac+kipas angin, keretanya bersih, tertib, bangkunya banyak, dan petugasnya juga tegas. Warganya juga, nah ini salut sih gue sama orang-orang yang naik kereta. Gue jadi semakin sadar bahwa kalo gue terus males-malesan, terlena sama hidup gue akan ketinggalan sama orang yang berjuang.
Mereka berlarian demi mengejar waktu, demi harus melaksanakan kewajibannya. Berdesak-desakan dengan manusia lain demi mendapatkan ruang untuk berdiri. Salutnya, kesadaran warga di kereta yang toleransi sama penyandang disabilitas, ibu hamil, lansia. Salut sih, gue jadi lebih belajar supaya gue mikir kalo fasilitas umum itu emang hak bareng-bareng tapi ada yang lebih berhak karena mereka prioritas.
Disini gue mikir, bahwa jadi manusia jangan egois. Manusia hidup berdampingan, tugasnya untuk saling membantu dan menghargai.
Gue rasa, gue cukup mengerti dengan skenario Tuhan. Contohnya ini, biar gue sadar banyak manusia yang berjuang demi menyambung hidup Dan gue sangat bersyukur bisa menikmati fasilitas umum yang udah nyaman ini, gak seperti kereta dulu yang sering nyokap gue ceritain. Kereta banyak pedagang asongan, panas, banyak orang yang duduk diatas kereta, duduk mengganjal pintu dan lain lain.
Sekarang, gue bertekad untuk menghilangkan sifat bermalas-malasan walaupun susah hahaha, gue berusaha mengatur mindset gue pergi dari rumah bukan hanya sekadar absen dikelas tapi gue harus pulang dengan membawa ilmu biar lelah gue gak sia-sia dan gue bisa kayak mereka (pengguna kereta) yang semangatnya & perjuangannya patut diacungi jempol whahaha.
"Manusia yang baik adalah manusia yang bermanfaat bagi sesamanya, berjuang melawan kesulitan dan menghadapi segala cobaan."
Rutinitas yang gue jalanin sekarang adalah melihat ribuan manusia berkumpul disatu tempat untuk menuju tujuannya masing-masing. Entah untuk bekerja, mencari ilmu, atau sekadar mencari hiburan. Ya, maksud gue adalah stasiun.
Dari smk gue selalu naik angkutan umum. Tapi angkutan umum yang gue gunakan sekarang jenisnya berbeda dari angkutan umum pas gue smk. Ya, gue pas smk naik angkot dari rumah ke sekolah. Sekarang gue naik kereta dari rumah ke kampus. Jarak tempuh 20km yang mengharuskan gue berdesak-desakan setiap pagi, kadang juga malam.
Gue salut sama pemerintah dan masyarakat Indonesia mengenai commuter line. Pemerintah menyediakan fasilitas yang nyaman untuk warganya, dikereta ada ac+kipas angin, keretanya bersih, tertib, bangkunya banyak, dan petugasnya juga tegas. Warganya juga, nah ini salut sih gue sama orang-orang yang naik kereta. Gue jadi semakin sadar bahwa kalo gue terus males-malesan, terlena sama hidup gue akan ketinggalan sama orang yang berjuang.
Mereka berlarian demi mengejar waktu, demi harus melaksanakan kewajibannya. Berdesak-desakan dengan manusia lain demi mendapatkan ruang untuk berdiri. Salutnya, kesadaran warga di kereta yang toleransi sama penyandang disabilitas, ibu hamil, lansia. Salut sih, gue jadi lebih belajar supaya gue mikir kalo fasilitas umum itu emang hak bareng-bareng tapi ada yang lebih berhak karena mereka prioritas.
Disini gue mikir, bahwa jadi manusia jangan egois. Manusia hidup berdampingan, tugasnya untuk saling membantu dan menghargai.
Gue rasa, gue cukup mengerti dengan skenario Tuhan. Contohnya ini, biar gue sadar banyak manusia yang berjuang demi menyambung hidup Dan gue sangat bersyukur bisa menikmati fasilitas umum yang udah nyaman ini, gak seperti kereta dulu yang sering nyokap gue ceritain. Kereta banyak pedagang asongan, panas, banyak orang yang duduk diatas kereta, duduk mengganjal pintu dan lain lain.
Sekarang, gue bertekad untuk menghilangkan sifat bermalas-malasan walaupun susah hahaha, gue berusaha mengatur mindset gue pergi dari rumah bukan hanya sekadar absen dikelas tapi gue harus pulang dengan membawa ilmu biar lelah gue gak sia-sia dan gue bisa kayak mereka (pengguna kereta) yang semangatnya & perjuangannya patut diacungi jempol whahaha.
"Manusia yang baik adalah manusia yang bermanfaat bagi sesamanya, berjuang melawan kesulitan dan menghadapi segala cobaan."
Comments
Post a Comment