Beli Yogurt..
Sumber: google
Jadi tadi gue beli yogurt diminimarket, terus harga yogurtnya Rp5.500 trus gua kasih uang Rp6.500 maksud gua, gua minta kembalian Rp1000 bukan Rp500. Trs abangnya kaya ngotot "Ini 5.500 mba kelebihan mba ngasihnya 6.500" terus gua bilang "saya perlu kembalian seribu koin bukan 500 mas" terus mas nya "ooohh" dari situ gue belajar. Kalau manusia, punya pemikiran saling berbeda satu sama lain. Mungkin mas itu nangkap A, tapi yang gue maksud B. Sering banget gue alamin pas gue masih sekolah sampe sekarang, yaitu kalo lg tanya jawab misal sama guru kah atau lagi mendiskusikan sesuatu sama temen, seringkali yang dianggap minoritas atau pendapatnya beda dari yang lain dianggap "bodoh". Kenapa?
"Kok bisa sih dia mikir gitu
"Ih pikirannya ko gitu"
"Bodoh banget dia mikir gitu"
Padahal, perspektif manusia gak hanya satu. Perspektif manusia banyak, tergantung cara berpikir mereka masing-masing. Kita gak bisa samain pukul rata supaya mereka bisa satu pemikiran sama kita.
Contoh lain, kayak lagi diskusi. Disaat kita gak tau terus nanya, malah di seru seruin
"Huuuu t*lol banget gitu aja gak tau" daann semacamnya. Indonesia banget gak sih? Haha. Yaa gak semuanya begitu, ada beberapa. Tapi yang jelas, digituin sama orang lain bikin mental kita down. Jadi gak sehat dan malu, gak mau bertanya lagi. Karena takut digituin (lagi). Dan itu gak bagus. Ya, apa salahnya menghargai perbedaan. Perbedaan pendapat, perbedaan pemikiran, perbedaan sudut pandang. Berbenah gak susah kok, asal diri kita ada kemauan.
Satu lagi, kalau mau menyadarkan orang gak perlu pakai kata-kata kasar, kok. Tolol, bodoh, goblok dan sekelompok dari kata itu yang lain. Walaupun mungkin beberapa diantara sepantaranku sudah menganggap hal itu biasa. Cukup bicara dengan kata-kata yang menurutmu baik, karena tidak semua orang yang kamu panggil dengan kata kasar seperti to*ol dan sebagainya terbiasa mendengar kata-kata itu.
Comments
Post a Comment